Logo

Logo

Friday, September 01, 2006

Design for Dignity

Judul Buku : Design for dignity
Tipe : Ringkasan Penuh
Oleh : Richard Pratt
Diringkas oleh : Jeffrey Lim

Sekilas penulis

Buku ini ditulis oleh Richard Pratt yaitu Dosen Perjanjian Lama dan seorang Professor di Reformed Theological Seminary. RTS adalah sekolah teologi Reformed yang kenamaan disamping tentunya Calvin Theological Seminary dan yang paling elegan adalah Westminster Theological Seminary. Pratt adalah dosen yang sangat baik dan penulis buku yang terkenal yaitu : Every Though Captive ( Menaklukan segala pikiran – Diterjemahkan oleh SAAT ) dan He Gave Us Stories ( Dia berikan kita kisahNya bagi kita – Diterjemahkan oleh Momentum )..... Buku He Gave Us Stories mengajarkan bagaimana melihat PL sebagai suatu narasi dan merupakan buku yang baik sekali.
Juga Alkitab Spirit of Reformation Study Bible, General Editornya adalah Richard Pratt.
Di dalam Alkitab ini banyak commentary yang sip mengenai PL dan PB.

Pendahuluan

Banyak manusia sekarang yang bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial yaitu mengenai keberadaan diri.
Siapakah saya ?
Siapakah identitas saya ?
Mengapa saya ada disini ?
Sedang menuju kemanakah saya ?
Apa tujuan hidup saya ?
Mengapa ada masalah di dalam hidup saya ?
Bagaimana menyelesaikan masalah hidup saya ?
Pertanyaan-pertanyaan ini hendak dijawab oleh buku-buku menolong diri dan pengembangan diri, dan seminar-seminar. Tetapi banyak manusia yang masih kosong.
Richard Pratt di dalam bukunya ini berharap agar orang percaya menemukan diri mereka dan harkat ( dignity ) di dalam Kristus. Kristus telah memberikan kepada kita suatu tempat yang sangat khusus di kerajaanNya dan di saat kita menelusuri panggilanNya bagi keseluruhan hidup kita, kita bisa mendapatkan kekuatan dan kebahagiaan di dalam setiap pergumulan hidup.

Isi

Menemukan Tempat kita di dalam KerajaanNya

Ada seseorang wanita membunuh diri. Polisi menemukan kertas berisi “Jangan tangisi aku. Aku bahkan tidak layak disebut sebagai seorang manusia”
Tetapi ada di hotel yang sama para penganut gerakan jaman baru berkata “Aku adalah allah.... Aku adalah allah”
Manusia yang ditempat yang sama dan waktu yang sama mempunyai pandangan diri yang radikal berbeda. Ini ironi terbesar dari eksistensi manusia.

Timbul pertanyaan : Apa artinya menjadi manusia ?
Penulis Alkitab tidak hanya memberikan perhatian khusus kepada Allah tetapi juga kepada manusia. Alkitab memberikan perhatian yang besar terhadap eksistensi manusia. Dalam bukunya The Institute of the Christian Religion, Calvin dengan baik mengamati bahwa kita mengerti diri kita hanya di dalam terang siapa Allah. Allah adalah Sang Pencipta dan kita adalah ciptaanNya. Tanpa memandang diri kita melalui terang ini, kita tidak akan pernah dapat menangkap apa artinya menjadi manusia. Pada saat yang sama, Calvin percaya bahwa kita hanya dapat mengerti Allah sebagaimana kita mengerti diri kita. Sebagai puncak dari ciptaanNya, manusia menyatakan Allah secara lebih menakjubkan dibandingkan dengan ciptaan lain. Karena alasan inilah, kita mengerti diri kita bila kita belajar tentang Allah, dan kita mengerti Allah bila kita belajar tentang diri kita.

2 Ekstrim yaitu humanisme modern yang menempatkan manusia sebagai pusat perhatian dan mengabaikan pentingnya manusia.
Mempelajari Alkitab mengenai manusia adalah penting.
Singkatnya, teologi yang berpusat pada Allah namun gagal memberikan perhatian yang serius terhadap umat manusia berarti teologi itu sama sekali tidak berpusat pada Allah.

Kerajaan Allah dibumi

Tuhan Allah adalah Raja di bumi dan juga di surga. Di dalam kerajaanNya di surga, Allah menerima puji-pujian yang tidak habis-habisnya dari semua ciptaan yang ada di hadapanNya. (Why 4:3-5, Why 4:6-11 )
Namun di bumi situasinya berbeda. Banyak ciptaan di bumi yang menolak untuk menyembah dan menaati Dia sebagai Raja. Dosa masuk ke dalam dunia sehingga terjadi pemberontakan terhadap Raja alam semesta.
Harapan Yesus Kristus adalah bahwa suatu hari nanti Allah menegakkan kuasaNya di seluruh muka bumi dengan kemegahan yang sama dengan yang disurga. ( Jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga ). Mat 6:10
Sementara itu pengikut Kristus berdoa untuk mempeluas Kerajaan Allah di bumi. Kita harus menyebarkan kemuliaan Allah di dalam Kristus ke seluruh bumi dengan PI sehingga lebih banyak orang yang tunduk kepada Allah Bapa dan AnakNya.
Allah telah memutuskan untuk menegakkan kerajaanNya di bumi dengan cara dan sarana khusus untuk menjalankan rencana bagi kemuliaanNya yang tertinggi itu. Yaitu melalui manusia.
Manusia berperan memiliki peran unik dalam menghadirkan Kerajaan Allah dan manusia juga telah ditetapkan untuk berbagi di dalam kemuliaan ini.

Sebutan kita yang unik
Kej 1:26-27. Gambar dan Rupa Allah.

Arti :
Gambar dan rupa Allah yang hina dan gambar dan rupa Allah yang mulia.
GAMBAR Allah Gambar ALLAH
Kerendahan hati Kemuliaan

Ciptaan yang Hina
Gambar dan rupa Allah tidak sama dengan Allah. Hanya gambar. Representasi dari Allah. Kehinaan kita lebih nyata ketika membentuk Adam bukan dnegan emas atau perak, berlian atau batu rubi tetapi dengan debu tanah. Ia adalah sosok dari tanah liat.
Ini menandakan semua orang rapuh dan hina bila dibandingkan dengan Allah.
Sebelum mengenal dosa, manusia hanya sosok dari tanah liat.

Sebutan yang Mulia
Kita hanyalah gambar tetapi gambar ALLAH.
Allah memutuskan untuk menjadikan manusia sebagai ciptaan yang mempunyai nilai dan kemuliaan yang tidak ada bandingnya.
Di dalam pembukaan Kitab Kejadian, Musa menegaskan kemuliaan hidup manusia untuk dua alasan :
Dia ingin bangsa Israel menolak pandangan yang dipropagandakan oleh bangsa Mesir. Politik penindasan bangsa Mesir bertentangan dengan tatanan Allah. Allah tidak melimpahkan kemuliaan hanya kepada sebagian orang seperti Firaun tetapi setiap orang adalah gambar dan rupa Allah.
Dia ingin mengajarkan bangsa Israel untuk bagaimana harus memperlakukan orang lain di masa yang mendatang.
Nilai kita tidak terletak pada keadaan eksternal kita. Allah, Sang Pencipta mengatakan bahwa kita adalah gambar dan rupaNya – gambar dan rupa yang Agung, dengan harkat yang ditetapkan secara ilahi.
Kita berharga karena mempresentasikan tahta Kerajaan Allah di bumi. Kaya miskin, terpelajar atau tidak, menarik atau tidak – Anda adalah gambar Allah.

Citra kita yang berubah – Perkembangan Historis dari gambar dan rupa Allah
Begitu banyak perubahan yang terjadi pada umat manusia di sepanjang sejarah. Untuk memahami siapa diri kita, kita harus mencatat perkembangan-perkembangan ini.

Jaman Adam dan Hawa di taman Eden
- Tuhan memberikan tugas kepada umat manusia untuk memenuhi bumi dan berkuasa atas ciptaan sebagai wakil Allah.
Jatuh ke dalam dosa
- Gambar dan rupa Allah telah jatuh ke dalam kehinaan paling dalam.
Rencana penebusan Allah
- Allah tidak meninggalkan gambarNya membusuk di bawah kutuk selamanya. Ia mempunyai rencana untuk menebus kita. Dan rencana ini berjalan lambat melalui sejarah penebusaan seperti yang Alkitab ceritakan. 5 periode Allah memasuki relasi khusus dengan umatNya.

Ø Allah memberkati manusia pada jaman Nuh. Allah membinasakan manusia jahat dalam air bah dan membentuk satu tatanan dunia baru dan menugaskan gambar-gambarNya yang telah ditebusnya untuk melayani di dunia yang baru tersebut
Ø Pada jaman Abraham, Allah memilih untuk memberkati satu keluarga, garis keturunan Yahudi, dengan kehormatan yang besar.
Ø Pada jaman Musa, Allah menggerakkan keluarga Abraham untuk melangkah untuk menuju pemulihan yang utuh. Ia menjadikan orang Israel sebagai pasukan yang siap merebut Tanah Perjanjian. IA menyediakan kadar kemuliaan yang lebih besar bagi gambar-gambar yang telah ditebusNya dengan memberikan rancangan, tuntunan dan hadiratNya kepada mereka.
Ø Pada jaman Daud, Allah menyatakan rencana penebusanNya dan membentuk Israel menjadi kerajaan yang besar. Daud dan rakyatnya diberkati dengan kekayaan yang tak terhitung banyaknya, yang memberikan suatu rasa kemuliaan dengan lebih utuh sebagai gambar-gambar Allah yang telah dipulihkan.

Allah telah melakukan banyak hal untuk gambar dan rupaNya di dalam PL. Kita benar-benar telah menghancurkan diri kita sendiri lewat dosa, tetapi Allah hadir di jalan Nuh, Abraham, Musa, dan Daud. Berkat-berkatNya telah banyak menolong kita dan kita tidak boleh mengabaikannya.
TETAPI : Berkat-berkat PL tidak cukup memulihkan kita untuk menuju kemuliaan kita yang sepenuhnya sebagai gambar dan rupa Allah.

Ø Melalui Kristus, gambar dan rupa Allah betul-betul dipulihkan. Bapa kita disurga mengutus Yesus untuk menjadi penyelamat segala bangsa. Ia adalah gambaran Allah ( 2 Kor 4:4) dan semua orang yang percaya di dalam Dia ditentukan menjadi gambar AnakNya ( Rom 8:29). Melalui karya Kristus yang besar, gambar dan rupa Allah ini menjadi utuh kembali.

Bab 2. Memandang tugas yang Allah berikan

Panggilan Ganda kita
Musa menjelaskan gambar dan rupa Allah dengan menekankan tugas yang Allah berikan untuk kita jalani di dunia ini ( Kej 1:28 )
Lima perintah :
Beranak cucu
Bertambah banyak
Penuhilah
Taklukanlah
Berkuasalah
>>> Tugas-tugas ini disebut Mandat budaya -> mencakup 2 tanggung jawab besar :
A. Beranak-cucu -> Menghasilkan gambar Allah lain untuk memenuhi bumi
B. Berkuasa -> Menjalankan otoritas akan ciptaan, mengatur sumber-sumbernya yang masih banyak itu atas nama Allah.
Keduanya berkaitan :
- Beranak cucu mencakup menguasai bumi
- Penguasaan bumi menuntut kita untuk beranak-cucu.

Apa hubungan antara beranakcucu dan menguasai bumi dengan gambar dan rupa Allah ?
Di jaman Musa hidup. Timur Dekat Kuno. Banyak kerajaan-kerajaan. Raja-raja yang memimpin sangat berkuasa tetapi ukuran kerajaan mereka menghadirkan problema politik. Bagaimana raja-raja ini dapat tetap mengawasi kerajaan mereka ? Untuk menyelesaikan masalah ini, mereka membuat sejumlah patung memberikan otoritas representatif kepada gambar dan rupa mereka.
Musa menggambarkan tugas ganda manusia dengan latar belakang ini. Allah memilih untuk menegakkan otoritasNya di atas bumi melalui cara-cara yang dapat dipahami oleh manusia. Seperti raja dulu memenuhi kerajaan mereka dengan patung, Allah memerintah gambar dan rupaNya untuk memenuhi bumi.

Berlipat Ganda

Bereproduksi
Menginjili
Bukan sekedar beranak-cucu tapi harus melipat gandakan gambar dan rupa Allah.
Pelipatgandaan adalah fisik dan spiritual :
Mencakup dilahirkannya anak-anak
Melibatkan pelatihan dan pengajaran kepada mereka untuk hidup sebagai gambar dan rupa Allah.

Dimensi spiritual dari pelipatgandaan menolong kita untuk mengerti relasi perjanjian khusus yang ada di antara Allah dan anak-anak orang percaya. Di sepanjang Alkitab, Allah memperlakukan keturunan orang percaya sebagai mereka yang diharapkan untuk menjadi pewaris anugerah yang menyelamatkan itu.
Contoh : Perjanjian dengan Nuh melibatkan Nuh dan keluarganya ( Kej 7:1, 9:1,9 )
Janji dibuat bagi Abraham dan keturunannya ( Kej 17:7 )
Musa menyatakan bahwa penyataan Allah adalah “bagi kita dan bagi anak-anak kita” ( Ul 29:29 )
Janji yang dibuat untuk Daud adalah untuk dia dan keturunannya ( 2 Sam 7:12-16)
PB pun menegaskan bahwa janji Roh adalah “bagi kamu dan bagi anak-anakmu” ( Kis 2:39 )
Rasul Paulus menyatakan bahwa anak-anak orang percaya adalah “kudus”, dipisahkan dari dunia ini ( 1 Kor 7:14 )

Ikatan yang terbentuk di antara Allah dan anak-anak kita tidak menjamin keselamatan mereka, tetapi kita bisa memiliki pengharapan khusus untuk mereka.
Peran orang tua sebagai suatu aspek pelipatgandaan sangat ditonjolkan di dalam Firman Tuhan dalam Ul 6:4-9.
a.Orang dewasa harus menaruh perintah Allah di dalam hati mereka
b.Mereka harus mengajarkan Firman Allah kepada anak-anak mereka ( Ul 6:7-9 )
> Meneruskan warisan spiritual kita kepada generasi yang akan datang merupakan tugas pokok kita sebagai gambar dan rupa Allah
Dalam PB, tugas pelipatgandaan memakai metafora penginjilan dan pemuridan. Mat 28:18-20.
Kita memenuhi mandat budaya dengan mandat injil.



Berkuasa

Perintah melipat ganda memiliki satu tujuan : untuk menguasai bumi.
Apa arti menguasai bumi ?
Bukan sekedar ekstrim bercocok tanam.
Pada masyarakt primitif => penguasaan dengan mengolah bumi dan menjinakkan binatang.
Pada jaman Daud dan Salomo -> Israel mengembangkan sistem komunikasi yang lebih luas dan juga perdagangan internasional.
Daniel menaklukan bumi dengan mempelajari berbagai-bagai hikmat bangsa Babel ( Dan 1:4 ) dan memerintah sebagai seorang politisi yang efektif ( Dan 1:20;2:48 )
Panggilan sebagai : petani, bankir, ibu rumah tangga, dokter, artis, sekretaris, guru dan buruh pabrik -> sesuai dengan mandat umum untuk menguasai bumi.

Tugas menguasai alam merupakan suatu tugas yang istimewa.
Ini adalah natur pekerjaan.
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah ( Kol 3:23-24 ).
Bekerja dengan segenap hati -> karena sedang berbuat untuk Tuhan

Allah memerintahkan dan menugaskan umat manusia untuk menjalankan tugas kita supaya Allah boleh dihormati.

Bab 3. Tenggelam dalam kehancuran

Muslihat sebelum Kehancuran

Strategi setan di taman Eden berfokus pada satu hal -> Kebanggaan manusia ( pride )
“Kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan” ( Amsal 16:18 )
Kata bangga ->
Konotasi positif -> Milikilah rasa bangga
Perilaku yang harus dihindari manusia -> Jangan membanggakan diri.

Adam dan Hawa menghadapi 2 macam kebanggaan. Setan pertama-tama merampas kebanggaan mereka yang sah dan kemudian membuat mereka menentang penciptaNya.

Memahami kehormatan yang Allah karuniakan kepada Adam dan Hawa.
1.Kebanggaan atas kesempatan mereka yang besar. Melayani Allah sebagai tukang kebunNya. Ia menugaskan Adam untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. ( Kej 2:15 ). Eden adalah taman Allah ( Yeh 31:9 )
2. Instruksi Allah kepada Adam memberikan dasar yang teguh bagi refleksi-diri yang positif. ( Kej 2:16-17 )
Kebebasan Adam -> perasaan bangga bagi Israel kuno sebab hasil dari taman raja hanya untuk kalangan keluarga raja.
3. Pentingnya manusia di mata Allah semakin diperjelas melalui proses penciptaan Hawa. ( Kej 2:18 ).

Setan tidak terang-terangan menantang Hawa agar memberontak melawan Allah. Setan membuat Hawa tidak puas atas kehormatan yang telah Allah berikan kepadanya.

Strategi kedua. Setelah Setan membuat Hawa kehilangan keyakinan akan kemuliaan dirinya, dia membawa Hawa kepada sikap menantang yang arogan terhadap Allah. Tetapi aspek pencobaan Setan yang satu inipun merupakan suatu muslihat.
Strategi berikutnya : Ia memperdayai mereka agar berdosa dengan meyakinkan mereka bahwa hal itu baik untuk mereka.

Kita dapat belajar banyak dari pencobaan pertama ini : Setan memperdaya kita dengan mempermainkan kebanggan kita. Ia terlebih dahulu merampok kebanggaan kita yang sah di dalam kehormatan yang telah Allah berikan kepada kita. Lalu ia memimpin kita mengejar kebanggaan palsu. Kita berpaling dari Allah dan memutuskan bahwa kita dapat menemukan sendiri bagaimana menciptakan hidup yang layak. Namun sebagaimana yang terjadi di Taman Eden, keputusan kita mengakibatkan kita tenggelam ke dalam kehancuran.

Belokan menuju kehancuran

Gambar Allah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa. Setiap orang masuk ke dalam dunia mati secara moral dan spiritual.
Kematian fisik juga menghampiri. Eksistensi manusia mulai ditandai dengan penderitaan, penyakit, dan kedukaan. Hidup bagi gambar dan rupa Allah menjadi tidak lebih dari sekdar keadaan sekarat yang diperpanjang.

Kejatuhan manusia kedalam dosa tidak membuat manusia menjadi binatang.
Manusia tetap gambar dan rupa Allah.
Pertama, manusia masih memilik banyak karakteristik dasa seperti yang pada mulanya diberikan kepada Adam dan Hawa. Ada kapasitas rasio dan berbahasa, Memiliki natur moral dan religius, kita merupakan jiwa-jiwa yang kekal. Dosa memang telah merusak aspek-aspek ini tetapi tidak melenyapkannya.
Kedua, mereka tetap dituntut untuk beranakcucu dan berkuasa.

Apa yang dosa lakukan terhadap kehidupan umat manusia ?
Adanya rasa takut pada karakter moral kita.
Dosa meninggalkan tanda pada panggilan kita sebagai gambar dan rupa Allah. Allah mengutuk Adam dan Hawa tepat di titik pusat kehidupan mereka yaitu beranak cucu ( Kej 3:16 ) dan berkuasa ( Kej 3:17 )
Anak lahir sebagai orang berdosa. Harus melipat gandakan secara spritual tetapi manusia sudah berdosa.

Tuhan tidak meninggalkan mereka kepada kesia-siaan penguasaan dosa yang keras sebaliknya memberikan harapan. ( Kej 3:15 )
PB ( Ibr 2:14 )

Bab 4. Berbalik Arah

Kemerosotan manusia bertambah. Eg. Cerita kain dan Habel ( Kej 4:1-16 ), Lamekh.
Ada sedikit kelegaan dari keturunan Set di dalam Kej 4:25-5:32 yang memanggil nama Tuhan.Tetapi dalam Kej 6 kejahatan makin meluas.
2 Pelajaran :
1. Dosa tidak tinggal diam. Ia sedang berkeliling mencari mangsa, berhasrat untuk menguasai anda dan saya.
2. Kita jarang bisa bertahan. Mayoritas manusia ditenggelamkan oleh kuasa dosa.

Allah menyesal. Kej 6:6-7. Bumi telah penuh dengan kekerasan.

Pada zaman Nuh, Allah memangkas manusia bagaikan ranting-ranting yang layu. Allah mengirikam Air bah dan Ia memotong hingga sisa ujungnya saja, satu manusia beserta keluarganya.
Nuh dilahirkan -> “Anak ini akan memberikan kepada kita penghiburan..... “ ( Kej 5:29 )

Allah berjanjin untuk menyediakan suatu tempat yang teratur dan dapat diramalkan bagi gambar dan rupaNya ( ay 22 ). Tatanan alam akan terus ada sampai akhir sejarah.
Pelangi -> busur -> alat untuk perang. Pelangi adlaah busur surgawi Allah, peralatan perangNya.
Ia berjanji tidak akan menjadikan manusia sebagai sasaran kembali. Ia berjanji menggantungkan busurNYa di awan, menjauhkannya dari bumi sebagai tanda perdamaian dan perlindungan. Sekarang Nuh dapat meneruskan kehidupannya sebagai gambar dan rupa Allah, terlepas dari kegagalannya.
Tatanan alam dan keteraturan alam memberikan kesempatan kepada gambar dan rupa Allah untuk mengisi kehidupan ini. Ini merupakan suatu ekspresi kesabaran ilahi terhadap kita.

Tanggung jawab kita.

Allah membentuk bumi ini menjadi suatu tempat yang stabil untuk memberikan kita kesempatan. Tetapi IA memanggil kita untuk bertanggung jawab. Setelah menjamin Nuh dengan suatu kehidupan yang teratur ( Kej 8:21-22 ). Allah langsung memberitahukan Nuh apa yang menjadi tanggung jawabnya : “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.....” ( Kej 9:1-2 ) -> Rancangan asliNya.
Keteraturan bumi bukan untuk mengisi waktu dengan dosa dan masih banyak waktu untuk memutar kehidupan tetapi Allah memperingatkan mengenai tanggung jawab Nuh untuk melayani sebagai gambar dan rupa Allah dan menjalankan mandat budaya.
Jadi manusia tidak boleh melarikan diri dari dunia tetapi harus jadi garam dunia.

Allah campur tangan pada jaman Nuh dan memberi kita kesempatan untuk bangkit dari kesia-siaan dosa. Tetapi anda dan saya harus memanfaatkan kesempatan ini dengan melayani Dia di dalam dunia berdosa ini. Berbalik Arah !

Bab 5 :Meraih Tujuan kita

Adam dan Hawa menaruh manusia di bawah kutuk kesia-siaan ketika mereka memberontak melawan Allah. Pada jaman Nuh, Allah meletakkan kita pada jalan setapak untuk memulihkan kemuliaan kita dengan menyediakan suatu dunia yang stabil dimana kita boleh hidup bagiNya. Meski demikian, kita perlu membawa segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai akhir dari perjalanan menuju kemuliaan ini. Ketika Allah memilih Abraham untuk menjadi pelayanNya yang spesial, Ia menunjukkan bahwa Abraham memerlukan kuasa, kesabaran dan ketekunan.

Kebutuhan akan kuasa

Dalam Kej 15 => Dimana Abram sadar dia butuh kuasa, Allah berfirman kepada bapa leluhur : “Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar” ( ay 1 )

Tuhan menjanjikan tanah kepada Abraham yaitu tanah Kanaan ( ay 7 )
Abram tidak mengerti bagaimana hal ini terjadi (ay 8 ). Dia berpikir bahwa sejujurnya tidak punya kemampuan untuk merebut tanah itu.

Benih begitu penting karena Allah telah memilihnya untuk menjadi bapa rohani bagi semua orang yang akan menerima keselamatan
Tanah juga mempunyai arti yang melampaui hidupnya. Kanaan merupakan suatu simbol dari surga dan bumi baru yang mulia.

Abram peduli akan kemuliaan pribadinya. Abram bergumul ? Karena ia menyadari kondisi dirinya. Istrinya mandul, bangsa kanaan memenuhi tanah kanaan dan dia tidak mempunyai kekuatan untuk mengusir mereka. Janji Allah indah tetapi melampaui jangkauan Abram.
Kebutuhan Abram akan kuasa menyingkapkan kebenaran yang penting bagi setiap kita. Kita juga tidak mampu meraih tujuan kita sebagai gambar dan rupa Allah. Kita terbatas dalam pelipatgandaan reproduksi dan juga dimensi pelipatgandaan spiritual.
Kita juga tidak mampu untuk menjalankan penguasaan bumi. Kita merencanakan dan melakukan pekerjan kita sebaik mungkin, teapi keberhasilan tergantung berbagai peristiwa yang jauh melampaui kontrol kita : politik internasional, cuaca, bursa saham.
Menguasai bumi berada di luar kuasa kita.
Kita semua bergumul dengan masalah yang sama dengan Abram. Allah telah memberikan janjiNya yang indah : “Aku akan menganugerahi engkau kemuliaan di dalam Kristus. “ Tetapi kita tidak mempunyai kuasa untuk meraih tujuan yang mulia ini.

Tetapi Allah menjawab dan menyingkapkan kuasanya yang memampukan. Coba hitung bintang ( Kej 15:5 ). Allah mengisi langit tentu mampu memberi keturunan.
Lalu Abram percaya kepada Tuhan -> diperhitungkan sebagai kebenaran.
Tuhan juga menunjukkan kuasa untuk memberikan tanah kanaan. Allah memerintahkan Abram untuk melakukan upacara yang disebutkan di dalam 1 Sam 17:44,46; Yer 34:18-20. Pada malam hari Allah berjalan di antara potongan daging => Allah bersumpah dengan diriNya sendiri bila melanggar janjiNya maka biarlah Dia terpotong-potong seperti halnya binatang-binatang. Maka Allah berjanji bahwa kuasaNya akan memampukan Abraham menalukkan tanah perjanjian.
Kesimpulan : Untuk berhasil dan mampu harus oleh iman dalam kuasa Allah.

Abram menemukan kekuatannya di dalam menghitung bintang dan teofani.
Kita menemukan kekuatan lebih dari itu : Firman menjadi daging, tinggal di antara kita, lewat di hadapan kita dalam bentuk inkarnasi.
Kemuliaan kita dipulihkan hanya oleh kuasa Allah di dalam Kristus. Kita menemukan kekuatan yang kita butuhkan hanya di dalam karyaNya yang telah selesai.
Diselamatkan oleh kasih karunia.
Dimanakah harapan untuk mendapatkan kemuliaan ?
Kepada siapakah Anda bergantung agar bisa berhasil sebagai gambar dan rupa Allah ?
Dalam pelipatgandaan dengan membesarkan anak ?
Dalam pekerjaan ?
Dalam Kej 15 -> Abram yakin akan masa depannya. Kita juga harus yakin bahwa Allah memampukan kita.

Kebutuhan akan kesabaran.

Abram menunggu akan anak.
Kej 16 -> Kegagalan Abram -> Problema : Ketidaksabaran

Kita hidup di dalam budaya instan.
Kenyataan adalah Allah tidak ingin memberi kita berkat di dalam Kristus sekaligus. Ada proses.

3 Kegagalan Abram :
1. Abram berusaha mendapakannya dengan cara yang keliru.
2. Mereka berpalng dari janji-janji Allah
3. Kelihatan berhasil pada awalnya dan gagal pada akhirnya. Ketidaksabarannya membawa dia mendapatkan seorang anak menurut daging ( Gal 4:23 )

Kesimpulan : Kita harus bersandar kepada Allah yang akan memberikan kemuliaan kepada kita, tetapi penyandaran ini memerlukan kesabaran. Untuk meraih tujuan kita untuk dipulihkan sebagai gambar dan rupa Allah, kita harus menunggu Allah memberi kita karunia kemuliaan seturut dengan rancanganNya. Selama apapun waktu yang diperlukan, kita harus menunjukkan kepercayaan kita akan anugerahNya dengan cara menunggu Dia.

Kebutuhan akan ketekunan

Kej 17
Dalam Kej 15 -> Allah memakai pisau untuk menjamin Abram bahwa ia akan menerima berkat yang besar. Allah lewat dibawah pisau.
Dalam Kej 17 -> Allah berkata kepada Abram untuk mengeluarkan pisau tetapi tidak memberikan jaminan. Ia memaai pisau untuk memperingatkan supaya bertekun.
Kej 17 diawali Allah menantang Abram atas ketidak sabarannya di dalam Kej 16. ( Kej 17:1-2 ) .. Hiduplah dengan tidak bercela. IA harus menjalani hidupnya sesuai dengan tatanan bukan berbuat menurut kehendak sendiri.
Abram mengetahui betapa berat dosanya dan sujud di tanah dan bertobat ( ay 3 ). Ia sadar bahwa kesetian kepada Allah dituntut bagi semua orang yang ingin dipulihkan menuju kemuliaan.
Allah menjelaskan 2 sisi hubungan perjanjianNya dengan Abram.
Berbicara mengenai janji ilahi ( 4-7,8 )
Memberi nama Abraham -. Bapa sejumlah besar bangsa.
Tanggung jawab manusia ( ay 9 )
Kesetiaan merupakan hal yang dituntut.
Contoh Kej 12:1-2 -> Pergilah dari negerimu
Sekarang Allah mengingatkan Abraham barangsiapa ingin menerima janji kasih karunia harus tetap setia.

Musa mengingatkan bahwa dalam Kej 17, bangsa Israel untuk menjadi umat perjanjian, mereka harus berjalan di dlaam kesetiaan terhadap sumpah perjanjian mereka.

Ini mirip dengan Kitab Roma 4 dan 5 . Ditebus oleh karena kasih karunia tetapi apakah semakin bertekun dalam dosa ? ( Rm 6:1-2 ). Kasih karunia tidak dimaksudkan untuk mendorong kita melakukan apa yang kita mau.
Ef 2:8-10 –> Oleh kasih karunia
Kita dipulihkan merupakan kasih karunia
Tetapi ay 10 -> Buatan Allah .... untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya....

Kej 15 -> Anugerah
Kej 17 -> Tanggung jawab manusia.

Untuk melukiskan betapa seriusnya masalah ini, Allah memerintahkan dia untuk mengeluarkan pisau. -> Sunat (Kej 17:10-11 )
Peristiwa ini berarti mengkhususkan Abraham dan anak-anaknya sebagai peserta dalam perjanjian Allah tetapi juga menyimbolkan tanggung jawab manusia di dalam perjanjian.
Kej 15 -> Allah menempatkan diriNya dibawah pisau ( terpotong kalau melanggar perjanjian )
Kej 17 -> Allah memerintahkan Abraham dan keturunannya untuk lewat dibawah pisau
( Biarlah kami terpotong seperti kulit khatan kami bila melanggar perjanjian )

1. Penyunatan bukan berarti kita dapat kehilangan keselamatan. Ini hanya berlaku untuk unbeliever
2. Sunat bukan berarti Allah sedang menantikan alasan untuk memangkas Abraham dari berkat-berkatNya.

Firman Allah kepada Abrhaam -> peringatan bagi kita.
Jalan menuju pemulihan sebagai gambar dan rupa Allah begitu sempurna dan berbahaya. Pencobaan menghalangi kia dan membuat kita tersandung, seperti Abraham. Pengampunan telah tersedia bagi yang mengaku dosa ( 1 Yoh 1:9 ) tetapi bukan berarti ijin untuk berdosa. Mengerjar yang menggantikan janji Allah di dlaam Kristus adalah jalan berbahaya yang diikuti.
Seperti Abraham, orang peraya bukan hanya harus mempercayai Allah bagi keselamaan mereka, namun mereka juga harus bertekun di dalam kesetiaan mereka kepada Dia.

Bab 6 : Berperang untuk menang

Realita peperangan

Musa merupakan figur manusia yang paling penting dalam PL. Dia membebaskan bangsa Israel dari ikatan bangsa Mesir, memimpin mereka melewati padang gurun dan membawa mereka ke perbatasan tanah perjanjian. Tujuan kepemimpinan Musa adalah untuk membawa umat Allah berhadapan dengan realtia peperangan.
Allah menghampiri Yosua setelah Musa meninggal dan memberitahu dia bahwa saatnya telah tiba untuk memasuki tanah Kanaan. ( Yos 1:2 )

Signifikansi panggilan Yosua.
Tanah kanaan adalah suatu tempat dimana berkat-berkat yang luar bisasa ada disana. Saat umat Allah tinggal disana, maka mereka akan beranak-cucu dengan begitu banyaknya, memenuhi tanah itu tak habis-habisnya dengan gambar dan rupa Allah ( Ul 28:5,11 )
Israel akan melaksanankan penguasaan akan bumi.
Allah merancang Kanaan sebagai wadah untuk kemuliaan yang luar biasa bagi umat tebusanNya. Dengan berperang demi Kanaan, Isral akan mencicipi kehormatan yang pada mulanya telah Allah rancangkan bagi umat manusia.
Setiap orang percaya menempati posisi Yosua, karena Allah telah memanggil kita untuk berjuang demi kemuliaan kita. Seperti Musa melepaskan Israel dari perbudakan, Kristus juga akan membebaskan kita dari dosa. Seperti Israel bergerak menuju tanah Kanaan, kita bergerak menuju kemuliaan sorga dan bumi baru. Tetapi seperti Israel berangkat ke medan perang, kita pun harus berangkat ke medan perang. Kita harus berjuang.
Perbedaan : Sekarang adalah perang spiritual. ( Ef 6:12 )
Tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi peprangan dengan kekuatan spiritual. Kita berperang melawan kebohongan dan dusta, menggunakan senjata yang disediakan oleh Roh Kudus. ( 2 Kor 10:3-5 )

Allah telah memanggil setiap orang Kristen untuk berperang demi kemuliaan. Tetapi janjiNya datang keapda mereka yang siap untuk berperang dan menang.
Berkat-berkat diperoleh hanya melalui peperangan rohani.

Bagaimana perasaan Yosua ketika merenungkan realita peperangan itu ? Allah menunjuk kepada ketakutan Yosua dengan mengulang perintah yang sama tiga kali : “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu... Kuatkan dan teguhkanlah hatimu... Kuatkan dan teguhkanlah hatimu”
Tuhan memberitahukan 3 cara spesifik dimana ia dapat membangkitkan kekuatan dan keberaniannya : Yosua harus memegang teguh :
Tujuan Allah
Tuntunan Allah
Hadirat Allah




Tujuan Allah

Allah memberikan dorongan kepada Yosua dengan menyuruhnya untuk tetap meneguhkan hatinya pada tujuan spesifiknya : “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka” ( Yos 1:6 ).
Dengan rencana Allah bagi dia di dalam benaknya, Yosua dapat mengabaikan gangguan disekitarnya dan berjalan maju dengan keyakinan.
Dorongan Allah berlaku bagi kita yang berperang secara rohani. Ia memberikan rencana yang spesifik di dalam peperangan rohani kita.
Tujuan umum yang berlaku bagi semua : melipatgandakan gambar dan rupa Allah serta menguasai bumi ini.
Untuk menjadi teguh di dalam menghadapi perjuangan, kita semua harus tahu bahwa Allah telah memanggil kita untuk menjalankan tugas-tugas spesifik kita dan memenuhinya untuk Dia.
Yosua harus menetapkan hatinya kepada rencana Allah dan ini merupakan satu-satunya cara agar ia dapat bergerak maju meraih kemenangan di Kanaan. Untuk menghadapi peperangan rohani dengan kekuatan dan keteguhan, kita juga harus memberikan diri kita bagi rencana Allah yang Ia memanggil kita.

Tuntunan Allah yang dapat dipercaya

Saat Allah mempersiapkan Yosua untuk berperang. Ia mengingatkan bahwa Yosua membutuhkan suatu tuntunan yang dapat dipercaya : “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa “ ( Yos 1:7 )
Hukum Musa adalah tuntunannya. Yosua boleh memperoleh keteguhan kalau menaatinya.
Peta Allah bagi Yosua adalah hukum Musa, peta kita adalah keseluruhan Alkitab.
Seperti Yosua, kita harus bergantung pada wahyu Allah dalam Alkitab saat kita memasuki peperangan rohani.
Untuk menekankan pentingnya menaati hukum Musa, Allah membuat janji yang luar biasa kepada Yosua. Ia menjamin keberhasilannya yang besar jika Yosua menaati hukum itu ( Yos 1:7-8 ).
Allah menjelaskan bahwa taat kepada petunjukNya menjamin keberhasilan di dalam peperangan dan keberuntungan di tanah Kanaan. Prinsip yang terkandung di dalam Hukum Musa begitu memperkaya hidup.
“Jadi hukum Taurat adalah kudus dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik” ( Rm 7:12 ). Hukum Taurat dirancang untuk menjadi berkat bukan kutuk ( Ul 28:1,2 )

Di sepanjang sejarah, firman Allah kepada Yosua telah terbukti benar. Hukum Allah menunjukkan kepada kita bagaimana berjuang di peperangan dengan berhasil. Sebagaimana hukum tersebut membawa berkat-berkat materi kepada Yosua di tanah Kanaan, demikian pula hukum itu menunjukkan kepada kita jalan menuju berkat-berkat spiritual. Firman Allah itu baik, kita dapat memperoleh kekuatan dan keteguhan di dalam peperangan kita ketiak kita mengikuti tuntunan Alkitab yang dapat dipercaya itu.
Kehadiran Allah yang intim

Kita berjuang untuk Allah tetapi kita berjuang tidak boleh tanpa Dia.
Tuhan memperhatikan masalah ini ketika Ia berbicara kepada Yosua :”Bukankah telah kuperintahkan kepadamu : kuatkan dan teguhkanlah hatimu ? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, kemanapun engkau pergi” ( Yos 1:9 )

Untuk mengerti instruksi Allah kepada Yosua, kita harus melihat bagaimana tema ini mengalir dari warisan Musa. Potret Alkitab tentang kehidupan Musa mengindikasikan bahwa ketiga dorongan Allah kepada Yosua berasal dari pelayanan Musa.
Kitab Keluaran dibagi menjadi 3 : Musa membebaskan bangsa Israel ( 1:1-18:27 ), hukum Musa ( 19-24 ), tabernakel Musa ( 25-40 ). Kitab keluaran menitikberatkan tiga tema yang Allah hadirkan bagi Yosua : rencana Allah terhadap umat Allah, hukum yang memimpin mereka dan ibadah dalam kehadiran Allah yang khusus.
Dengan mengingat latar belakang ini kita lebih mengerti mengenai dorongan Allah kepada Yosua. Ketika Allah berkata kepada Yosua :” Tuhan Allahmu, menyertai engkau, kemanapun engkau pergi” ( Yos 1:9 ), Ia bukan sedang menonjolkan kemahahadiranNya. Tetapi Allah memiliki maksud yang lebih dalam yaitu sedang berbicara mengenai pengalaman Yosua akan kehadiranNya melalui ibadah, pengorbanan dam doa yang dilaksanakan di tabernakel. “Aku akan berseramu” berarti “kehadiranKu yang khusus akan selalu ada bagimu di tabernakel”
Aplikasi : Yosua dapat menghadapi peperangannya di depannya hanya ketika ia memelihara persekutuan dengan Allah. Untuk menghadapi peperangan bagi kemuliaan, ia memerlukan pengalaman yang teratur tentang kehadiran Allah.
Penyembahan yang tulus terhadap hadirat Allah ( doa dan ibadah ) merupakan hal yang esensial bagi kekuatan dan keteguhan di dalam kehidupan Kristen.

Bab 7: Mensyukuri berkat-berkat kita

Rencana Allah untuk memulihkan umatNya menuju kemuliaan :
Pada Nuh dan keturunannya, Ia memberikan kesempatan untuk hidup di dalam dunia yang stabil.
Ia menunjukkan caa untuk meraih tujuan pemulihan kepada Adam dan semua umat pilihanNya
Melalui Musa, Allah mempersiapkan umatNya untuk berperang menuju kemuliaan
Pada zaman pemerintahan Raja Daud, umat Allah mempunyai banyak sekali alasan untuk disyukuri.

Pada jaman Daud, Allah menganugerahkan berkat kemuliaan yang tak berbilang banyaknya kepada Daud dan bangsanya. Allah membawa umatNya satu langkah lebih jauh dari kutuk dosa dan memberi mereka kehormatan yang luar biasa sebagai gambar dan rupaNya. Dari reaksi Daud terhadap berkat-berkat, kita akan belajar bagaimana mengucap syukur atas berkat kemuliaan yang Allah berikan di dalam hidup kita.

Kepemimpinan Daud sebagai Raja

Dalam kasus Daud, Allah membangun perjanjian lain yang meninggikan umatNya ke tingkat kehormatan yanb baru.

Eleman dasar perjanjian Allah dengan Daud muncul di dalam 2 Sam 7:8-16 ( 1 Taw 17:7-14 ). Ketika Daud menyatakan keinginannya untuk membangun bait bagi Allah, nabi Natan menyetujuinya, tetapi pada malam harinya Allah berkata kepada Natan bahwa Daud tidak boleh mendirikan bait itu. Sebaliknya, Allah yang akan membangun rumah bagi Daud.
Rumah -> Dinasti.
Anak Daud, Salomo akan mendirikan sebuah bait bagi Tuhan dan Allah akan mengokohkan tahta kerajaannya untuk selama-lamanya ( ay 13). Allah bersumpah bahwa dinasti Daud tidak akan pernah berakhir.
Allah tahu bahwa Daud dan keturunannya takkan sempurna, jadi Ia membuat ketetapan untuk mengantisipasi kegagalan mereka ( 2 Sam 7:14-16 ). Ketika keturunan Daud memberontak, mereka akan dihukum.
Meskipun demikian, Allah bersumpah bahwa ia takkan pernaj sama sekali menolak keluarga Daud. Daud akan selalu mempunyai pewaris yang duduk di atas tahta. Tak ada satupun hal yang dapat menghalangi hal ini, bahkan kekalahan dan pengasingan pun tidak dapat mengakhiri dinasti Daud.

Janji Allah kepada Daud mendatangkan banyak berkat kepada Israel. Pembentukan suatu dinasti yang permanen meningkatkan pelipatgandaan dan penguasaan bangsa itu. Daud dan keturunannya mendapatkan sebuah tanah dimana populasi Israel makin bertambah. Penguasaan atas tanah tersebut dipertinggi seiring dengan semakin makmurnya bangsa itu. Dengan berkat-berkat ini, Israel menikmati keuntungan yang signifikan di dalam proses pemulihan.
Reaksi Daud terhadap anugerah Allah ini adalah berkali-kali Daud penuh dengan sukacita yang luar biasa. Ia mensyukuri kemuliannya sebagai gambar dan rupa Allah. Salah satu contohnya sukacita Daud ditemukan dalam Mazmur 8.
Daud bersyukur atas 3 hal :
Allah sedang bekerja
Betapa kecilnya kita
Nilai berkat-berkat kita

Mengetahui Allah sedang bekerja

Daud mengawali rasa syukurnya di dalam Mazmur 8 dengan kesadaran akan Allah yang diperbaharui. Ia berpaling kepada penciptaNya seraya berkata : “Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu di seluruh bumi” ( Maz 8:1 ). Mengapa Daud begitu terpesona ? “Dari mulut bayu-bayi..... untuk membungkamkan musuh dan pendendam”. Istilah musuh memberi kesan bahwa Daud mungkin sedang merayakan suatu kemenangan. Apapun kemungkinan suasananya, Daud telah memperoleh hal yang signifikan di dalam hidupnya, dan ia mulai perayaan syukurnya dengan mengumumkan bahwa keberhasilannya adalah pekerjaan Allah.
Alkitab mengajarkan bahwa Allah mengontrol segala sesuatu di dalam hidup kita. Tak ada kejadian yang terpisah dari bijaksana dan pemeliharaanNya yang kudus.
“Yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah Tuhan yang membuat semuanya ini” ( Yes 45:7 )
“Yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya: ( Ef 1:11 )

Dari pembukaan Mazmur 8, kita mempelajari prinsip yang mendasar untuk mensyukuri kemuliaan kita sebagai gambar dan rupa Allah. Prinsip itu adalah keyakinan bahwa Allah itu hidup dan melakukan berbagai hal bagi kita. Hanya saat kita melihat Allah bekerja, maka kita akan dipenuhi oleh kegembiraan dan rasa syukur.

Menyadari betapa tidak berartinya kita

Ucapan syukur Daud di dalam Maz 8 merefleksikan bahwa Daud bergembira karena ia sadar Allah telah bertindak bagi dia – seorang yang rendah, yang hanya merupakan butir pasir yang tak berarti. “Jika aku melihat.... Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya ?”( Maz 8:4-5 )
Benda-benda langit begitu spektakuler dan Daud begitu kecil namun Allah telah memperhatikan dia.

Untuk menjadi manusia yang mensyukuri keberhargaan kita sebagai gambar dan rupa Allah, kita harus mengetahui betapa kecilnya diri kita ini tetapai bagaimana Tuhan mengingat kita.
Hanya ketika kita menyadari betapa tidak layaknya diri kita, kita akan mampu mensyukuri berkat-berkat Allah dengan antusias dan dengan kegembiraan yang tak terkirakan.

Menyadari Nilai dari berkat-berkat kita

Untuk mensyukuri berkat-berkat di dalam hidup kita, kita harus mengetahui nilainya.
Daud bersukacita karena ia sadar bahwa pemberian Allah merupakan mahkota kemuliaan yang tak ternilai harganya. : “Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat......... burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan” ( Ay 6-9 )
Ini mengingatkan kepada peristiwa Adam dan Hawa di posisi pertama di atas segala ciptaan ( Kej 1:28 ) dan saat Allah menegaskan kembali rancanganNya akan penguasaan manusia setelah peristiwa Air Bah ( Kej 9:1-7 ). Allah menempatkan gambar dan rupaNya sebagai wakilNya atas segala ciptaan.
Mengapa Daud mengacu pada bagian-bagian ini saat ia bersyukur atas hidupnya ?
Acuan Daud kepada kitab Kejadian menyingkapkan bagaimana ia menghargai berkat-berkat Allah. Ia membandingkan pengalaman-pengalamannya sebagai raja Israel dengan kehormatan yang dianugerahkan kepada Adam pada permulaan penciptaan dan kepada Nuh setelah peristiwa air Bah. Daud tahu bahwa segala yang baik yang ia terima merupakan bukti bahwa Allah sedang mengangkatnya keluar dari lumpur kesia-siaan dan membentuk ia kembali sebagai wakilNya atas segala ciptaan.
Mengingat contoh Daud, kita harus sadar bahwa berkat-berkat Allah bukan merupakan peristiwa yang tersendiri sebaliknya berkat-berkat itu merupakan bagian dari rencana besar Allah bagi gambar dan rupa yang telah ditebusNya. Setiap kali kita menerima pemberian Allah, pemberian itu membawa kita lebih mendekati kemuliaan dan kehormatan yang Ia rancangkan bagi kita sejak mulanya.

Sebagai orang Kristen, kita harus lebih bersyukur dari Daud karena penulis Ibrani mengatakan kepada kita bahwa pemuliaan manusia di dlaam Maz 8 digenapi di dalam kebangkitan Yesus Kristus.
Ketika Yesus dibangkitkan dari kubur, IA menempati posisi yang mulia dan terhormat yang dimiliki oleh gambar dan rupa Allah. Kita melalui iman dipersatukan dengan Kristus di dalam kebangkitanNya dan suatu hari kelak kita akan memerintah bersama dengan Dia.

Bab 8 : Mengingini lebih Banyak

Semua berkat Allah telah menolong kita dalam banyak hal, tetapi kekayaan PL tidak dapat menyediakan semua yang kita perlukan. Mereka tidak dapat memulihkan kita secara utuh sebagai gambar dan rupa Allah,. Perjanjian Lama malah membuat kita merindukan karya Allah yang lebih besar lagi demi kebaikan kita.

Dua efek dari berkat-berkat Allah

Berkat Allah di PL memberikan hasil yang positif dan negatif di dalam hidup kita. Allah merancangkan berkat-berkatnya di zaman Nuh, Abraham, Musa dan Daud untuk mempertinggi kemuliaan kita. Berkat-berkat ini mendekatkan kita pda panggilan untuk beranakcucu dan menguasai bumi. Namun jika tidak hati-hati menangani berkat-berkat ini secara layak, berkat-berkat ini bisa membahayakan kita. Bukannya menolong kita meraih tujuan sebagai gambar dan rupa Allah, berkat-berkat ini malah melemparkan kita ke dalam kehinaan yang semakin dalam.
Paulus membahas 2 sisi berkat-berkat PL di dalam pasal ketujuh kitab Roma.
Berkat Allah melalui Musa merupakan harta karun yang tak ternilai. Hukum Taurat adalah kudus ( ay 12 ). Melalui hukum itu Allah membawa kepada hidup ( ay 10 ) dan Paulus sudah sepantasnya bersuka di dalamnya ( ay 22 ). Paulus setuju dengan Maz 19:8,11 )

Hukum Musa memiliki efek positif dan negatif. Di satu sisi, ia menjauhkan kita dari penghancuran dosa ( Rm7:7 ). Hukum Taurat membantu kita mengenali dosa, mengingatkan kita akan tindakan dan perilaku yang merusak, dan mengarahkan kita untuk menuju hidup yang berbuah. Hukum Musa menyorotkan kesempurnaan moral Allah atas dunia yang penuh dengan kegelapan ini. Cahaya Hukum Allah menolong gambar dan rupa Allah menemukan jejak menuju kehidupan yang bijaksana. Hukum Musa membawa berkat yang positif bagi dunia.
Tetapi disisi lain, hukum Musa memiliki konsekuensi negatif. Bukan membawa hidup seperti yang dimaksudkan Allah, hukum itu “justru membawa kepada kematian”. Tuntunan kepada berkat menjadi suatu kutukan.
Mengapa hukum yang lebih manis daripada madu itu bisa menjadi begitu pahit ? Hukum Musa menjadi kutuk karena orang berdosa menyia-nyiakannya.
Kita memerlukan hukum Allah untuk membedakan yang baik dari yang jahat, tetapi kesulitan mulai saat kita mengerti perbedaan antara yang benar dan yang salah. Kita melihat jalan yang seharusnya kita tempuh, tetapi dosa merancangkan yang jahat di hati kita. Semakin jelas kita mengerti apa yang disebut baik, semakin kita menemukan diri kita tergoda untuk berjalan ke arah yang berbeda.
Dengan cara inilah hukum memiliki efek yang negatif. Allah memberikan hukumNya untuk menolong kita, tetapi ketika kita memahami instruksiNya, kita menemukan diri kita tertarik masuk ke dalam ketidaktaatan. Dosa menghampiri hidup kita dan kita semakin melanggar aturan-aturan Allah. Bukannya mendapatkan manfaat yang positif dari tuntunan hukum, kita malah bergerak lebih jauh kepada kebodohan.
Analisa Paulus terhadap Hukum Musa berlaku bagi semua berkat Allah di PL. Allah merancangkan semua itu untuk kebaikan kita dan berkat-berkat itu memberikan pertolongan yang luar biasa. Meski demikian, cara kita menanggapinya mengubah berkat itu menjadi kutuk. Dalam tangan kita yang berdosa, berkat-berkat Allah yang luar biasa itu menjadi terbalik, membuat kita memerlukan karunia Allah yang lebih besar lagi. Untuk mengerti bagaimana hal ini berlaku pada berkat-berkat PL, kita akan melihat dua efek dari berkat Allah melalui Nuh, Abraham, Musa dan Daud.

Dua efek berkat Allah kepada Nuh

Dalam struktur tantanan natural baru yang dapat diprediksi ini, manusia dapat menjalankan tugas pelipatgandaan dan menguasai bumi.
Ada 2 akibat dari stabilitas yang Allah anugerahkan :
Allah telah memampukan kita untuk memanfaatkan berkat Nuh Sejarah telah menunjukkan bahwa alam yang dapat diprediksi ini sangat bermanfaat bagi gambar dan rupa Allah. Semua kemajuan di dalam peradaban bergantung kepada stabilitas yang Allah janjikan kepada Nuh pada waktu itu
Allah memberikan dunia yang stabil ini kepada manusia yang berdosa yang tidak sekedar memanfaatkan berkat ini tetapi boleh bisa menyalahgunakannya. Akibatnya tatanan alam juga menjadi kutuk bagi kita.

Cara yang paling sederhana untuk menodai berkat Allah adalah dengan menyia-nyiakannya. Keteraturan hidup membuat kita berpuas diri. Kita memperlakukan waktu seperti komoditas yang tak ada habis-habisnya. MENUNDA
Kesalahan menangani berkat Nuh terus berlanjut. Tidak hanya gagal memakai kesempatan tetapi menyalahgunakannya dengan penuh semangat.

Enlightment -> optimisme tentang masa depan seiring penyelidikan ilmiah tentang dunai membawa hasil-hasil yang besar.
Jalan keluar masalah > bagaimana mengelola alam.
** Optimisme naif.
Kemajuan di bidang pemeliharaan janin sebelum kematian -> menghasilkan teknik2 aborsi yang lebih efektif.
Keahlian musik yang besar dapat menghasilkan musik yang vulgar.
Nuklir

Berkat Allah kepada Nuh adalah baik. Semua bermanfaat bagi kita di dalam banyak hal. Tetapi tatanan alam semesta tak cukup untuk menjadikan kita seperti yang Allah rancangkan. Kita membuang dan menodai kesempatan kita. Untuk alasan ini, kita harus memandang jauh melampaui tatanan alam untuk menemukan pemulihan menuju kemuliaan kita sebagai gambar dan rupa Allah. Berkat Allah kepada Nuh membuat kita menginginkan lebih.

Dua efek berkat Allah kepada Abraham

Manfaat positif yang didapatkan dari status khusus Abraham dihadapan Allah :
Pilihan Allah menghasilkan terbentuknya bangsa Israel.
Israel menjadi alat Allah untuk menebus seluruh dunia. ( Kel 19:4-6 )
Semua bangsa di bumi harus belajar tentang jalan-jalan Allah melalui kesaksian keturunan Abraham. Jika bukan karena Israel, orang non Yahudi pasti telah terkutuk selamanya dalam kegelapan kekafiran
Bangsa Yahudi telah membawa berkat yang luar biasa bagi dunia. Mereka adalah alat Allah memberkati dunia.
Ide-ide seperti warisan Yahudi-Kristen -> Keadilan, kebebasan, perbuatan amal, kasih dihasilkan dari status khusus yang dinikmati oleh Abraham dan keturunannya di hadapan Allah.
Injil. Yesus berasal dari keturunan Abraham. Pengaruh Injil meluas merupakan hasil dari pernyataan Allah kepada Abraham dalam Kej 12:3.

Kegagalan dan kutuk dari berkat Abraham :
Keturunan Abraham menganggap hak istimewa yang mereka miliki dalam rencana Allah sebagai ijin untuk hidup sesuka hati mereka.
Dalam hampir setiap kitab PL, Israel terus-menerus menyalahgunakan hak istimewa mereka.
Pemberontakan Israel. Orang Yahudi menolak peringatanYohanes untuk bertobat karena mereka merasa aman sebagai pewaris janji Abraham

Hak istimewa Israel menghasilkan kebebasan, kebebasan menghasilkan dosa dan dosa menghasilkan penghakiman.
Hak istimewa yang dinikmati sebagai orang Kristen telah mengakibatkan kita berjalan dengan kepongahan yang sama.
Problema dengan hak istimewa -> Menyalah gunakannya. Kita merasa begitu spesial di mata Allah, kita yakin bisa melakukan apapun yang kita mau.
Meski Allah memberikan berkat kepada kita di dalam Abraham, gambar dan rupa Allah tetap memerlukan berkat lain guna mencapai pemulian yang utuh mencapai kemuliaan.

Dua efek berkat Allah kepada Musa

Melalui pelayanan Musa, Allah mempersiapkan bangsa Israel untuk menang dalam peperangan melawan bangsa Kanaan. Panggilan untuk menaklukan bangsa Kanaan ini merupakan berkat yang besar bagi umat Israel, tetapi juga menempatkan mereka pada posisi yang berbahaya. Kemenangan total akan mendatangkan banyak kebaikan bagi mereka tetapi menyelesaikan pekerjaan ini setengah-setengah akan sangat merugikan meereka.

Awalnya operasi militer yang Israel jalankan luar biasa berhasil. Melalui kemenangan awal mereka, bangsa Israel menemukan sebuah tempat dimana mereka dapat beranakcucu dan menaklukan tanah sebagaimana yang belum pernah terjadi sebelumnnya. Allah membawa kebaikan yang besar kepada umatNya.

Namun terlepas dari berkat-berkat ini, reaksi Israel terhadap panggilan untuk menaklukan Kanaan akhirnya membawa kerugian yang serius bagi mereka. Tuhan memerintahkan mereka untuk membasmi seluruh suku Kanaan dan jangan mengasihaninya ( Ul 7:2 ) Mereka tidak membasmi suku-suku Kanaan yang tersisa. Dalam kitab hakim-hakim dikatakan bahwa satu demi satu, suku-suku Israel gagal mengusir semua orang Kanaan.
Israel yang menjalankan tugas dengan setengah-setengah itu menghasilkan problema yang serius. Ketika Israel mengijinkan orang Kanaan tinggal di tanah tersebut, mereka justru menjadi sumber masalah. Selang berjalannya waktu, kejahatan orang Kanaan menjangkiti umat Allah, dan Israel menjadi seperti bangsa-bangsa disekitarnya. Mereka kehilangan visi tentang tujuannya sebagai tentara Allah yang suci, berpaling dari Hukum Musa dan merusak ibadah mereka. Dengan ini, mandat panggilan Allah untuk berperang justru merugikan Israel.

Panggilan kita untuk masuk ke dalam peperangan rohani justru meningkatkan kehidupan kita di dalam banyak hal, tetapi kita mengambil berkat ini untuk kemudian mengubahkan menjadi sesuatu yang merugikan.
Berkat kepada Musa belum cukup memberikan kemuliaan yang utuh.

Dua efek berkat Allah kepada Daud

Kasih Allah kepada Daud membawa begitu banyak berkat :
Mengangkat kerajaanNya ke puncak kehormatan. Kekayaan, kemenangan, dan kebenaran menjadi milik Daud. Ia menerima begitu banyak dari Allah sehingga ia berseru “ namun Engkau ... telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat”.
Sebagai keturunan Daud yang mewarisi tahta, mereka juga menerima banyak berkat. Bangsa itu diperluas di bawah pemerintahan Solomo dan ketenaran kemukiaannya tersebar di seluruh bumi.
Israel berkembang dari bangsa yang kecil menjadi bangsa yang memiliki kekuatan yang besar -> Ini karena janji yang dibuat dengan Daud

Ada reaksi Israel terhadap berkat-berkat yang diterima Daud.
Setiap kali kerajaan itu seperti aman-aman saja, raja dan rakyatnya mulai berpaling dari Allah. Lupa bahwa Allah yang memberikan semua yang mereka miliki, umat Israel malah bersandar pada kesuksesan duniawi yang teramat rapuh
Selama pemerintahan kerajaan Daud, para raja berulang kali memberontak melawan Allah ketika mereka sukses. Daud sendiri dengan Batsyeba. Solomo dengan istri-istrinya dan membangun kuil untuk dewa-dewa istrinya -> mengakibatkan terpecahnya kerajaan
Raja demi raja menganggap kesuksesan di dalam pemerintahannya sebagai dasar untuk memberontak melawan Allah. Kesombongan mereka menjadi begitu menjijikkan hingga Allah akhirnya membuang orang-orang dari Kerajaan utara dan selatan ke pembuangan.
Kejadian terus berulang. Berkat-berkat yang begitu banyak membuat bangsa Israel jauh dari Bapanya. Bukannya bersyukur malahan berpaling dari Allah dan mencari keamanan yang palsu dari hal-hal duniawi.

Pemberian Allah melalui Daud memiliki 2 efek pada umat ciptaanNya, Pemberian ini membawa banyak berkat positif dan suatu kerajaan mulia yang tak pernah berakhir. Meski demikian, karya Allah melalui kehidupan Daud juga memiliki efek negatif. Sebagai orang berdosa, kita mengijinkan kemegahan berkat-berkat Allah mengesampingkan kesetiaan kita kepada Allah sendiri. Berkat-berkatNya yang kaya begitu menawan hati hingga kita kehilangan rasa bergantung kepada Dia dan melayani Dia.
Untuk alasan ini, maka karya Allah di dalam PL yang terbesar sekalipun yang dilakukan demi kepentingan gambar dan rupaNya tetap tidak dapat memberikan apa yang kita perlukan. Bagi pemulihan kita yang utuh kepada kemuliaan sebagai gambar dan rupaNya, kita harus memandang jauh melampaui berkat-berkat Daud.

Kesimpulan :
Allah telah melakukan banyak hal untuk gambar dan rupaNya di dalam PL. Kita benar-benar telah menghancurkan diri kita sendiri lewat dosa, tetapi Allah hadir di jalan Nuh, Abraham, Musa, dan Daud. Berkat-berkatNya telah banyak menolong kita dan kita tidak boleh mengabaikannya.
TETAPI : Berkat-berkat PL tidak cukup memulihkan kita untuk menuju kemuliaan kita yang sepenuhnya sebagai gambar dan rupa Allah.





Bab 9 Mengambil langkah Terakhir

Meskipun berkat-berkat Allah di jaman dahulu mempengaruhi hidup kita di dalam banyak hal yang positif, respon keberdosaan kita membuatnya tidak mampu memulihkan kita menuju kemuliaan. Tetapi sekarang kita berada di posisi untuk memandang melampaui PL. Kita sampai pada waktu dimana Allah membawa gambar dan rupaNya kepada anak tangga yang terakhir dan terbesar, yang seutuhnya memulihkan kita menuju kemuliaan.

Yesus adalah langkah terakhir di dalam rencana Allah. Allah menyelesaikan penebusan bagi umatNya dengan mengutus Anak tunggalNya. Untuk mengerti apa yang Allah genapkan melalui Kristus, kita akan menggali bagaimana PB membandingkannya dengan Adam, Nuh, Abraham, Musa dan Daud.
Kristus membalik kejatuhan Adam di dalam diriNya sendiri. Karya Kristus jauh melebihi segala sesuatu yang Allah kerjakan sebelumnya. Hanya Kristus lah yang membaharui kita menuju kemuliaan.
PB menyebut Kristus dengan “Adam yang akhir”. Namun Kristus juga tidak sekedar menyerupai Adam tetapi juga berlawanan dengan dia.
Adam dan Kristus merupakan gambar dan rupa Allah yang sempurna. Di dalam Kej, Musa menggambarkan Adam yang tidak berdosa sebagai gambar Allah yang tak bercela. Serupa dengan itu, Paulus menggambarkan Kristus sebagai “gambaran Allah”. Sebagai Allah dan manusia sempurna, Kristus secara unik merepresentasikan Allah di dalam dunia
Adam dan Kristus menerima mandat yang sama sebagai gambar dan rupa Allah. Allah menetapkan Adam untuk berlipat ganda dan menguasai bumi. Ia juga mengutus Kristus untuk memerintah dan bertambah banyak. ( Mat 28:18 )
Adam dan Kristus memainkan peran yang penting di dalam sejarah manusia. Adam merepresentasikan semua umat manusia yang mengikutinya. Tindakannya membawa akibat bagi semua keturunannya.Sebagai representatif kita, Adam memperkenalkan dosa dan penghukuman kepada umat manusia. Kristus ditetapkan Allah sebagai representatif. Tindakan Kristus membenarkan mereka yang diperbaharui melalui iman.

Hanya Kristus yang lebih besar dari Adam, Nuh, Abraham, Musa dan Daud yang dapat mempulihkan manusia menuju kemuliaan. Sebab :
Tidak ada seorangpun yang pernah menjadi gambar dan rupa Allah yang benar-benar sempurna
Tidak ada seorangpun yang pernah memenuhi tugas-tugas manusia tanpa cacat cela
Tidak ada seorangpun yang pernah merepresentasikan sekumpulan umat tebusan di mata Allah
Kristus adalah awal mula bagi umat manusia dan hanya Dialah yang dapat memimpin kita kepada kesadaran penuh atas segala yang Allah rancangkan bagi kita.

Superioritas Kristus yang unik atas Adam membalik efek kejatuhan manusia. Adam mendatangkan kematian, Kristus mendatangkan hidup. Adam menghasilkan kutuk dan kebodohan dan penghakiman, Kristus menghasilkan kemuliaan dan keselamatan.

Tindakan ketaatan Yesus yang paling agung adalah kematianNya di kayu salib. Karena menuruti perintah BapaNya, Ia merasakan ktuk yang dibebankan kepada Adam. IA menanggung salib sebagai representatif kita untuk mengakhiri kutuk yang menimpa kita.

Kristus adalah Adam terakhir, tonggak kemanusiaan yang baru. Dia adalah langkah terakhir di dalam pemulihan kita menuju kemuliaan.

Kristus dan Nuh

Pada zaman Nuh Allah memberi kesempatan kepada gambar dan rupaNya untuk berpaling dari kerusakan dosa. Ia menghukum manusia yang jahat, menyelamatkan Nuh dan keluarganya, dan memberikan kita sebuah dunia yang baru dan stabil. Tetapi manusia gagal memanfaatkan kesempatan ini. Nuh menjadbi mabuk dan Ham mempermalukannya. Manusia tidak berubah.
Peristiwa air bahwa yang dramatis gagal merenggut kita dari kebodohan kita dan bagaimana kita dapat lepas dari cengkraman dosa yang merusak ? PB menjawab : Allah menyediakan jalan melalui Kristus. Ia mengutus anakNya ke dalam dunia untuk menyelesaikan apa yang air bah tidak mampu lakukan.

Rasul Petrus membahas hubungan antara Kristus dan Nuh lebih dari penulis lainnya di dalam 1 Pet 3:20-22/
Signifikansi Kristus dari Nuh :
Bahtera Nuh menyelamatkan sebagian orang, sementara air bah menghukum sisanya. Penghukuman dan penyelamatan melalui air bah ini membuat Petrus memikirkan kesejajaran yang menarik pada pelayanan Yesus di dunia. Penghukuman dan keselamatan juga terkait dengan baptisan Kristen.
Air baptisan melayani tujuan yang miri dengan air bah. Sejalan dengan air bah, baptisan mempunyai sisi negatif dan positif. Pada sisi negatif, ia mengukum semua orang yang tidak percaya kepada Kristus. Pada sisi positif, baptisan merepresentasikan pembasuhan keselamatan bagi orang percaya. Sebagaimana air bah membawa nuh dan keluarganya ke dalam dunia yang baru, demikian pula baptisan menghantar kita menuju dunia keselamatan yang baru. Seperti Allah membebaskan Nuh dari peristiwa Air Bah, Ia membebaskan umatNya melalui iman yang dilambangkan dengan air baptisan
Baptisan adalah tanda/materai yang memisahkan kita dari dunia yang telah ditentukan untuk dihakimi
Keselamatan yang direpresentasikan di dalam baptisan Kristen jauh lebih besar dari keselamatan Nuh. Bahtera membawa Nuh dan keluarga ke dalam dunia yang masih rusak oleh dosa. Tetapi Kristus memindahkan kita dari dunia yang rusak ke dunia spiritual yang baru.
Perbandingan air bah dengan kedatangan Kristus. ( 2 Pet 3:3-7 ). Sebagaimana Allah secara dramatis menginterupsi sejarah di jaman Nuh, Ia akan kembali campur tangan, bahkan secara lebih dramatis, dengan mengutus Kristus untuk kembali ke dunia dalam kemuliaan.
Kristus serupa dengan Nuh tetapi melampaui Nuh. Ia menetapkan baptisan Kristen sebagai sebuah tanda iman yang menjauhkan hidup kita dari dosa dan kematian. Ketika Ia kembali, ciptaan baru akan terjadi. Disana dosa takkan ada lagi, dan gambar dan rupa Allah yang telah ditebus seutuhnya akan terbebas dari kehinaan.

Tidak seperti Nuh, Kristus tidak sekedar membebaskan kita dari kutuk yang menimpa bumi. Sebagai langkah akhir dari rencana Allah, Ia akan melepaskan kita dengan sempurna.

Kristus dan Abraham

Bapa Abraham menerima berkat luar biasa dari Allah. Allah memisahkan dia dari semua manusia dan menunjukkan kepadanya kuasa, kesabaran dan ketekunan yang penting untuk meraih berkat kemuliaan. Tetapi Abraham tidak berharap kepada Allah hanya untuk dirinya sendiri. Ia memandang jauh melebihi dirinya kepada pewaris yang akan datang, seorang yang akan melangkah jauh melebihi apapun yang dapat dicapainya pada jamannya. Pewaris ini tak lain dan tak bukan adalah Kristus.

Kristus adalah pewaris berkat Abraham ( Gal 3:16 ). Sebagai keturunan Abraham, Kristus menerima berkat kemuliaan yang telah dijanjikan kepada Bapa leluhur dan bangsa Israel. Warisan Abraham adalah warisan Kristus.

Warisan Abraham :
Keturunan yang banyak. ( Kej 15:5 )
PB mengatakan bahwa pelipatgandaan yang diberikan kepada Abraham tetlah dipenuhi melalui keturunannya yang sangat spesial. Kristus meningkatkan jumlah orang-orang yang ditebus. Dalam PB, semua orang percay dari segala bangsa diadopsi ke dalam keluarga Abraham. Jadi Kristus melampaui apa yang dapat dicapai oleh Abraham dan keturunannya dlaam PL. ( Ada non Yahudi )
Ketika Kristus kembali, seluruh dunia akan penuh hanya dengan anak-anak Abraham “dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa” ( Wah 5:9 )
Tanah Perjanjian
Kis 1:8. Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Saat Injil menjangkau tanah lain, pengaruh Kekristenan tersebat. Kekuasaan para umat Allah melebihi perbatasaan Kanaan sampai ke ujung bumi.
Pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali, kekuasaan benih Abraham tidka lagi mempunyai batas. Kekuasaan ini akan mencakup seluruh penjuru planet ini, ( Why 11: 15 )

Kristus dan Musa

Yesus bukanya berperang secara fisik. Yesus justru berperang secara spiritual.
Pada saat kedatangan yang pertama, Kristus mengawali perang suciNya dengan masuk ke dalam peperangan. Mujizat2Nya mengawali proses kemenangan. Ini merupakan peperangan melawan kuasa kegelapan yang menimpa umat Allah.
Melalui kematian dan kebangkitanNya, Kristus membatalkan kutuk dosa, dan menghancurkan kuasa iblis yang pernah memperbudak kita. ( Kol 2:15 )
Lebih dari itu, Kristus memakai kuasa kebangkitanNya untuk menahan kuasa iblis. Lalu dari sorga Ia mencurahkan anugerah kemenangan kepada gereja ( Ef 4:7-8,11 )
PB menyatakan Kristus mengalahkan iblis melalui salib dan menyebarkan sukacita kemenangan melalui kebangkitanNya.

Musa mempersiapkan Israel untuk menghadapi perang suci karena kemuliaan yang diperuntukkan bagi gambar dan rupa Allah yang telah ditebus akan datang melalui perjuangan dan kemenangan atas kejahatan. Israel PL hanya mengalami kemenangan2 sementara dan akhirnya menderita kekalahan yang mengerikan karena dosa mereka.
Tetapi sekarang kita melihat bahwa peperangan itu adalah peperangan Kristus.
Ia adalah penakluk yang mengalahkan iblis dan menganugerahkan kemenangan kepada umatNya. Krsitus merupakan langkah terakhir di dalam pemulihan gambar dan rupa Allah.

Kristus dan Daud

Saat melihat kekacuaan kerajaan Israel hari ini, kita harus bertanya-tanya apa yang terjadi dengan janji-janji Allah ? Tidakkah Dinasti Daud tidak akan berakhir ? Apakah yang terjadi dengan berkat kerajaan yang Allah janjikan kepada Israel ?

PB menjawab menunjukkan Yesus sebagai pewaris tahta Daud.
Sebagai pewaris Daud terakhir, Yesus membawa berkat kerajan sorga yang tidak ada bandingnya kepada gambar dan rupa Allah yang telah ditebus. Ia menggenapi semua harapan akan kemuliaan yang dikaitkan dnegan keluarga kerajaan Daud hingga melampaui apa yang pernah dicapai oleh Daud dan anak-anaknya.

Berkat kerajaan Daud dan Kristus
Kerajaan Daud harus melindungi Israel dari kejahatan, menjaga bangsa itu, memberikan jaminan keamanan, melindungi rakyatnya. Raja-raja Israel mendirikan tembok kota dan melatih para tentaranya.
Keluarga kerajaan Yehuda harus menjamin kemakmuran umat Allah. Di dalam tembok perlindungan, kemakmuran Israel sungguh luar biasa. Keadilan berlaku ketika hukum Musa dijalankan oleh rajanya.
Kerajaan Daud ditetapkan secara ilahi untuk menjamin hadirnya Allah secara khusus di antara umatNya. Daud mempersiapkan bait Allah dan Salomo membangunnya. Raja2 Yehuda memelihara fungsi dari bait itu. Tanpa kehadiran Allah semua usaha keluarga kerajaan itu sia-sia. Takkan ada perlindungan atau kemakmuran tanpa kehadiran Allah.
Yesus menganugerahkan berkat-berkat surgawi ini di dalam dua tahap. Ia memberikan perlindungan, kemakmuran dan kehadiranNya yang ilahi di dalam kedatanganNya yang pertama dan pada saat Ia kembali.
Saat kebangkitan dan kenaikanNya, Yesus naik ke tahta Daud dan mulai memerintah bumi. Bdk Kis 2:29-32. Dari posisiNya yang dimuliakan ini, Yesus menganugerahkan berkat-berkat surgawi kepada seluruh umat Allah.
Pada tahap awal natur utama berkat-berkat ini bersifat spiritual.
Yesus menjamin perlindungan bagi pengikutNya ( Yoh 10:28 ) ( 1 Yoh 4:4 ).
Yesus memberkati umatNya dengan kekayaan spiritual. ( Ef 1:3 , Yoh 10:10 ). Kristus menjamin kekayaan spiritual bagi umatNya di dalam kerajaanNya
Ia hadir dengan mengutus RohNya kepada umatNya ( Yoh 14:18, Mat 28:20 ).

Di saat Dia datang kembali maka perlindungan, kekayaan dan kehadiranNya mencapai tingkat jasmani.
Di dalam ciptaan baru kita akan dilindungi dari segala bentuk kejahatan baik kejahatan secara fisik maupun spiritual. ( 1 Kor 15:24 )
Di dalam kepenuhan Kerajaan Kristus, kita akan menerima tubuh kemuliaan ( 1 Kor 15:40,42 ) Tidak ada kesakitan dan dukacita ( Why 21:4 )
Pada saat itu Yesus hadir secara fisik dan spiritual ( Why 21:22 ).

Kristus menggenapi semua pengharapan keluarga Daud. IA membawa berkat-berkat Kerajaan Allah kepada semua orang yang melayani Dia dengan setia. Kristus membawa berkat-berkat kerajaan sorga kepada kepenuhannya. Ia merupakan langkah terakhir di dalam pemulihan gambar dan rupa Allah.

Bab 10 :Bertahan sampai kita tiba disana

Sudah disaksikan bagaimana Allah menciptakan umat manusia pada mulanya, apa yang telah kita lakukan terhadap diri kita di sepanjang sejarah, dan Kesempatan yang telah Allah berikan bagi kita melalui berkat-berkatNya di zaman Nuh, Abraham, Musa, Daud dan Kristus. Tetapi masih banyak perjalanan panjang menuju kemuliaan di depan kita. Meski Allah telah menggenapkan banyak hal bagi kemanusiaan, setiap kita harus berurusan dengan perjuangan hidup yang mendahului kedatangan Kristus.

Dua realita kehidupan Kristen yang terbentang dihadapan kita :
Hidup penuh dengan penderitaan, jalan kemuliaan dipenuhi dengan kesulitan.
Ada pertolongan bagi mereka yang sangat lelah dengan pencobaan mereka.

Panggilan bagi kita untuk menderita

Sebagai anak Allah, kita ahli waris bersama dengan Kristus, berbagi di dalam kemuliaan kekayaanNya yang melimpah. Tetapi kita tidak hanya berbagian di dalam kehormatan Kristus tetapi juga berbagi di dalam penderitaanNya. ( Bdk Rm 8:17 ). Kita menderita seperti Kristus menderita.

Apa kaitan penderitaan dengan rencana Allah untuk memulihkan kita menuju kemuliaan ? Allah telah menetapkan penderitaan sebagai jalan menuju kemuliaan ( misterius ). Mengalami masa-masa sukar merupakan sarana yang melaluinya kita menerima kemuliaan. Kita tidak bisa menikmati kemuliaan Kristus tanpa berpartisiapsi di dalam penderitaanNya. ( Rm 8:17 )

Ada 3 jenis penderitaan :
Karena hidup di dunia yang berdosa.
Karena ketidakbenaran mereka secara pribadi.
Pelanggaran terhadap standard moral Allah mendatangkan banyak penderitaan ke dalam kehidupan kita.
Kesulitan yang secara spesifik Allah tetapkan bagi para pengikut Kristus.

2 cara panggilan untuk menderita :
1. Kita berbagi penderitaan Kristus karena kesetiaan kita kepadaNya membuat dunia marah. ( Bdk Yoh 15:18 )
2. Karena Allah telah memanggil kita untuk menyangkal keinginan kita sendiri dan mengadopsi kehidupan yang penuh pengorbanan ( 2 Kor 1:5 )
Kita melanjutkan penderitaan Kristus dengan mengikuti langkah-langkah pelayananNya yang penuh pengorbanan ( Kol 1:24 ).
Ketika orang percaya meletakkan iman mereka di dalam Kristus, Allah secara ajaib mempersatukan mereka dengan kematian dan kebangkitan Kristus ( Rm 6:1-7 )/

Allah bukan sekedar memanggil kita untuk mengalami penderitaan demi Kristus. Ia mengharapkan ktia rela menderita bagi Kristus : Menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus ( Luk 9:23 ). Hasrat kita harus : hendak mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya ( Fil 3:10 ).
Teladan Kristus :
Melayani ( Mrk 10:45 )
Menjadi miskin bagi kita ( 2 Kor 8:9 )
Mencari dan menyelamatkan yang hilang ( Luk 19:10 )
Merendahkan diri dan taat sampai mati ( Filipi 2:8 )

Kerajaan Kristus telah membuat suatu langkah besar di dalam mempengaruhi dunia, dan ini akan berlangsung sampai ke masa depan. Kita dapat yakin bahwa “alam maut tidak akan menguasainya” ( Mat 16:18 ). Sejarah mengajar bahwa kerajaan Kristus akan mempengaruhi dunia lebih lagi jika kita berhenti mengejar kuasa duniawi dan menerima penderitaan yang untuknya kita dipanggil. Di dalam kelemahan kita, kekuatan Kristus semakin termanifestasi ( 2 Kor 12:9 ).

Penguatan dari masa depan

Kesulitan-kesulian kita yang sekarang tidak dapat dibandingkan dengan keajaiban di masa mendatang. Meskipun kehidupan Kristen menuntut adanya suatu penderitaan, namun tujuan akhir kita yang gemilang itu menghapuskan segala bayang-bayang pencobaan. Ketika dibandingkan dengan kemuliaan kita yang akan datang, kesulitan-kesulitan yang terjadi sekarang seperti tak ada artinya.


Penguatan dari Roh Kudus

Mengikut Kristus memang sulit tetapi kita tidak akan menghadapi masalah ini sendiri. Allah telah mengutus RohNya untuk menolong kita menanggung salib atau penderitaan ( Rom 8:22-27 )
Roh membantu di dalam kelemahan kita ( ay 26 ).
Ia berdoa untuk orang-orang kudus ( ay 27 )
Roh selalu menyertai kita di saat melewati penderitaan.
Saat kita belajar bahwa Roh Allah berkeluh kesah bersama kita, maka kita akan dikuatkan. Ketika kita percaya bahwa Ia berdoa secara sempurna bagi kita, kita akan dapat mendapatkan kekuatan.
Realita kehidupan kristen adalah manifestasi yang kelihatan dari Roh Allah di dalam hidup kita bukan kejadian yang alami.

Penguatan dari rencana Allah

Rencana Allah tidak pernah salah dan Ia sanggup menggenapi apa yang Ia rencanakan. RencanaNya sangat bijaksana dan pasti akan terlaksana.
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.... ( Rom 8:28 )
Rencana ilahi mencakup segalanya. Setiap peristiwa – bukan hanya beberapa atau kebanyakan – adalah untuk kebaikan kita. Allah memiliki rencana untuk mengubah penderitaan menjadi berkat. Allah sedang mengerjakan semua kesulitan kita agar menjadi sesuatu yang indah bagi kita.

Di dalam Rom 8:29-30, Paulus masuk ke dalam kekekalan sebelum dunia diciptakan. Sebelum dunia ini ada, Allah merencakan sebuah rancangan bagi mereka yang dipanggil kepada Kristus. Ia menetapkan sebuah rancangan yang detil dengan suatu dekrit yang berdaulat dan kekal. Paulus menyebutkan 5 hal yang ditetapkan Allah di dalam kekekalan demi kepentingan kita : dipilih, ditentukan, dipanggil, dibenarkan, dimuliakan.

Allah mengetahui lebih dahulu ( memilih ). Allah mengetahui kita secara intim dan pribadi bahkan sebelum dunia dijadikan.
Ditentukan dari semua. Ia telah menentukan arah hidup yang akan kita jalani. Kita ditentukan untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya.
DipanggilNya. Ia tidak sekedar menaruh kita pada jalur yang ditentukan dari semula menuju kemuliaan. Ia juga menetapkan sarana-sarana yang olehnya kita akan mengikuti jalur itu di dalam sejarah. Allah menetapkan kita untuk mendengar dan menanggapi panggilan Injil. Allah secara kekal menetapkan bahwa Roh Kudus akan menggerakkan hati anda dan membawa anda kepada pertobatan dan iman yang menyelamatkan.
Membenarkan. ( Menyatakan benar ). Allah telah memberikan suatu putusan secara hukum demi kepentingan kita. Bukannya menuntut kita untuk bertanggung jawab kepada Kristus dan menyatakan kita telah diampuni dengan cuma-cuma, Tetapi Allah telah menetapkan bahwa kita harus menerima berkat pemulihan yang utuh sehingga Ia menghukum AnakNya sendiri menggantikan kita dan memindahkan kebenaranNya kepada kita.
Memuliakan kita. Dari perpektif Allah yang kekal, kita telah dimuliakan. Penebusan kita yang utuh bukanlah sesuatu yang bergantung pada peristiwa-peristiwa masa depan yang tidak pasti. Pemuliaan ini praktis sudah dijalankan.

Di dalam kekekalanNya, Allah dengan kokoh menetapkan setiap jejak sejarah yang membawa kita menuju tujuan tertinggi di dalam Kristus.
Paulus menyimpulkan pemikirannya akan rencana Allah ini dengan menggemakan keyakinan dan pujian di dalam Rom 8:31-39.
Karena rencana Allah bagi umat tebusanNya begitu pasti, kita dapat menghadapi kesulitan-kesulitan yang terburuk, musuh yang paling menakutkan, dan cobaan-cobaan yang berat dengan penuh keyakinan. Kita bukan semata-mata bertahan di dalam pencobaan. Kita lebih daripada orang-orang yang menang ( ay 37 ) karena jelas-jelas tak ada yang “akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” ( ay 39 )

No comments: